Allah

468x60 ads

RAHMAT ARIES BLOG'S



Reproduksi Hewan Aseksual dan seksual

BAB I PENDAHULUAN
1.1.    Latar belakang
Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme baru diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan, setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis yaitu seksual dan aseksual. Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual. Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, melakukan reproduksi secara aseksual.


1.2.            Rumusan Masalah
Dalam makalah ini akan dijelaskan secara lebih spesifik mengenai Reproduksi hewan baik secara aseksual maupun secara seksual serta contoh contoh reproduksi hewan yang bereproduksi secara aseksual maupun seksual.

1.3  Tujuan
              Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan mahasiswa mengenai reproduksi hewan baik secara seksual maupun secara seksual dan contoh-contoh hewan yang bereproduksi aseksual dan seksual. Selain itu, Makalah ini digunakan sebagai salah satu syarat memperoleh nilai pada mata kuliah Biologi dasar.













BAB II
PEMBAHASAN
II. Pengertian Reproduksi Hewan
                     Reproduksi hewan dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu secara Vegetatif dan Generatif. Perkembangbiakan Vegetatif terjadi tanpa peleburan Sel Kelamin Jantan dan Betina. Perkembangbiakan Vegetatif biasanya terjadi pada hewan tingkat redah atau tidak bertulang bekakang (Avertebrata). Perkembangbiakan generatif umumnya terjadi pada Hewan tingkat tinggi atau hewan betulang belakang (Vertebrata). Perkembangbiakan tersebut melibatkan alat kelamin jantan dan alat betina dan ditandai oleh adanya peristiwa pembuahan (Fertilisasi).
2.1.            Reproduksi aseksual/vegetative
                      Reproduksi vegetatif pada hewan umumnya terjadi pada avertebrata dan tidak melibatkan alat reproduksi. Ada 3 cara perkembangbiakan pada hewan secara Vegetatif yaitu:
1.      Fragmentasi
2.      Gemmulae/Budding/Tunas
3.      Pembelahan Sel





1.      Fragmentasi
Fragmentasi yaitu pemisahan salah satu bagian tubuh yang kemudian dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Contohnya Planaria sp dan Asterias sp.
Fragmentasi adalah bentuk aseksual reproduksi atau kloning di mana suatu organisme dibagi menjadi fragmen-fragmen. Pemecahan mungkin atau mungkin tidak disengaja.
Masing-masing fragmen ini berkembang menjadi dewasa, individu dewasa yang merupakan tiruan dari organisme aslinya. Jika organisme dibagi lebih lanjut proses diulang. Fragmentasi disebabkan oleh mitosis. Meiosis tidak terlibat dalam fragmentasi.
Fragmentasi terlihat di banyak organisme seperti kapang, beberapa Annelida cacing, dan bintang laut. Binari fisi dari organisme bersel tunggal seperti bakteri, protozoa dan banyak ganggang adalah jenis fragmentasi.
2.      Budding/Tunas/Gemmulae
Budding/tunnas/gemmulae yaitu pembentukan tonjolan pada salah satu bagian tubuh hewan dan berkembang menjadi individu baru. Gemmulae adalah sejumlah sel mesenkim yang berkelompok dan berbentuk seperti bola yang dilapisi kitin serta diperkuat spikula. Gemmulae terbentuk jika keadaan lingkungan sedang tidak menguntungkan. Ketika keadaan lingkungan membaik, gemmulae akan terbentuk menjadi individu baru. Gemmulae hanya dimiliki oleh porifera air tawar. Contohnya hewan Acropora sp dan Euspongia sp.
Proses pembentukan gemmulae adalah sebagai berikut :
Pertama-tama arkeost mengumpulkan nutrient dengan memfagosit sel lain untuk dikumpulkan dalam rongga tubuh. Sel tertentu kemudian mengelilingi secret kumpulan tersebut dan membungkusnya. Terbentuklah kumpulan/cluster dan kapsul yang mengelilingi. Pada kondisi yang tepat gemmulae menetas dan sel-sel di dalamnya keluar dan berdiferensiasi membentuk spons baru
3.      Pembelahan Sel
Pembelahan sel/fisi terjadi pada organisme sel satu. Pada proses fisi individu terbelah menjadi dua bagian yang sama. Fisi yaitu pembelahan sel pada sel induk dan hasilnya akan berkembang menjadi individu baru. Dibedakan menjadi 2 yaitu
·         Pembelahan biner
·         Pembelahan multiple







§  Pembelahan biner
            Pembelahan biner bakteri dimulai dengan menempelnya bahan genetik pada salah satu sisi membran dari sel dewasa, kemudian diikuti dengan proses sintesis DNA dan replikasi. Setelah proses replikasi selesai maka salah satu sisi dari membran akan membuat lekukan dan akhirnya diikuti dengan proses pemanjangan sel dan pembelahan sel menjadi dua bagian yang memiliki bahan genetika yang sama (Campbell et al. 1999).  Pembelahan biner juga dijumpai pada organisme eukariot, yaitu pada Protozoa. Pada beberapa protozoa, benang-benang spindle terdapat di dalam inti, tidak dijumpai adanya sentriol (Harris 1996). Pembelahan biner dijumpai pada Protozoa, seperti Euglena sp. (Flagellata), Paramaecium sp. (Ciliata), dan Arcella sp.(Sarcodina).
Paramaecium sp. memiliki dua macam inti, yaitu makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus berhubungan dengan metabolisme, perkembangan, dan karakter fisik sel. Sedangkan mikronukleus berperan dalam transmisi informasi genetik selama pembelahan (Harris 1996). Seiring dengan penggentingan sel yang akan membelah, makronukleus memanjang dan mengalami penggentingan sedangkan mikronukleus membelah melalui mitosis. Pada akhirnya, terjadi pembelahan sitoplasma dan terbentuklah dua individu. contohnya pada Bakteri.

Fase-fase pembelahan biner adalah sebagai berikut :
1.      kromosom melekat pada membran sel dan terjadi penggandaan kromosom
2.      membran, dan dinding sel memanjang. Bakteri menjadi dua kali ukuran semula
3.      munculnya sekat diikuti oleh pertumbuhan dinding sel yang melintang
4.      tahap terakhir terbentuk dua sel baru yang identik

§  Pembelahan multiple
Salah satu contoh dari pembelahan multiple adalah proses reproduksi dari virus. Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik
Tahapan reproduksi virus
1.      Reproduksi bacteriofag dimulai dari penempelan bagian ekor virus pada dinding sel bakteri
2.      Virus mengeluarkan enzim yang mampu menghancurkan dinding sel bakteri.DNA virus    diinjeksikan masuk ke dalam tubuh bakteri melalui lubang yang dibuatnya kejadian itu disebut adsorpsi
3.      Peristiwa selanjutnya berada di dalam tubuh bakteri.DNA virus menggantikan fungsi DNA bakteri yang merupakan kegiatan penetrasi sel inang
4.      DNA dalam tubuh bakteri menduplikasi membentuk DNSA virus baru, peristiwa ini dinamakan "eklepase"
5.      Setelah terbentuk DNA virus baru , DNA tersebut akan menyusun dinding kapsid untuk membentuk virus yang baru.Akhirnya pecahlah sel inang dan keluarlah virus - virus baru (virion) 

4.      Sporulasi yaitu dengan dibentuknya spora pada sel induk dan akhirnya spora akan berkembang menjadi individu baru. Contohnya pada Plasmodium sp. Dalam spesies tertentu dari bakteri yang lebih rendah, dalam keadaan tertentu, perubahan terjadi dalam protoplasma yang mengakibatkan pembentukan badan yang disebut spora, yang penting kegiatan bakteri asli ditransfer. pembentukan Spore terjadi terutama antara basil dan beberapa di spirilla. Dimulainya proses ini dalam bakteri ditunjukkan oleh penampilan dalam protoplasma dari menit yang sangat granula refractile (atau oleh beberapa menit butiran sangat refractile tersebar di seluruh protoplasma yang secara bertahap menyatu) tak bercacat dengan metode biasa. Hal ini meningkatkan ukuran, dan mengasumsikan bulat, oval, atau bentuk berbentuk batang pendek, selalu lebih pendek tetapi sering lebih luas daripada bakteri asli. Dalam proses pembentukan spora seluruh protoplasma bakteri mungkin tetap tidak berubah dalam penampilan dan kekuatan pewarnaan untuk waktu yang cukup (misalnya tetani B. atau, di sisi lain, akan segera kehilangan kekuatan dari pewarnaan dan akhirnya menghilang, meninggalkan spora dalam sisa-sisa amplop (misalnya B. anthracis) Metode pembentukan spora disebut endogen.. spora bakteri selalu non-motil. spora mungkin muncul di tengah bakteri, atau mungkin pada satu ekstremitas, atau jarak pendek dari satu ekstremitas Dalam struktur spora. terdiri dari massa protoplasma dikelilingi oleh membran dense.
5.      Parthenogenesis yaitu terbentuknya individu baru melalui sel telur yang tanpa dibuahi. Contohnya lebah madu jantan, semut jantan dan belalang. Partenogenesis adalah bentuk reproduksi aseksual di mana betina memproduksi sel telur yang berkembang tanpa melalui proses fertilisasi. Partenogenesis dapat kita lihat pada kutu daun, lebah, kutu air, dan beberapa invertebrata lainnya, juga pada beberapa tumbuhan. Komodo dan hiu ternyata juga mampu bereproduksi secara partenogenesis, bersama dengan beberapa genera ikan, amfibi, dan reptil - yang telah menunjukkan bentuk reproduksi aseksual yang berbeda, termasuk partenogenesis sejati, gynogenesis, dan hybridogenesis (bentuk tidak sempurna dari partenogenesis). Pergiliran antara partenogenesis dan reproduksi seksual disebut heterogami.
6.      Paedogenesis yaitu terbentuknya individu baru langsung dari larva/nimpha. Contohnya pada Class Trematoda/cacing isap yaitu Fasciola hepatica dan Clonorchis sinensis. Paedogenesis adalah tindakan reproduksi oleh organisme yang belum mencapai kematangan fisik. Hal ini terkait dengan progenesis, di mana kematangan seksual dicapai dalam bentuk remaja dan kematangan fisik lebih lanjut tidak tercapai.
Kadang-kadang, pada spesies tertentu seperti midges, larva dasarnya dilahirkan hamil dan bereproduksi dengan cepat. Seringkali, serangga ini akan melahap ibu dalam proses (matriphagy). Proses ini biasanya dipicu oleh masa-masa kelimpahan makanan di daerah tersebut dan akan terus tanpa batas sampai kelimpahan makanan hilang.
Contoh yang menarik dari kedua paedogenesis dan matriphagy ditemukan dalam kumbang telepon, Micromalthus debilis Leconte (Coleoptera: Micromalthidae). Yang memiliki salah satu sejarah kehidupan yang paling kompleks dari setiap metazoan (lihat Pollack dan Normark, 2001, J. Zool Syst Evol. res 40).. Triungulin-jenis (1 instar) baik larva menetas dari telur atau dilahirkan hidup oleh larva betina paedogenetic (thelytoky siklus). Ketika mereka berkembang, mereka melewati tahap larva cerambycoid dan tahap istirahat yang kemudian menghadapi bifurkasi dalam sejarah kehidupan yang mungkin: ia bisa berkembang menjadi perempuan dewasa yg menelur melalui tahap pupa, atau rontok menjadi larva betina paedogenetic. Sejarah hidup ini menarik diduga telah berevolusi karena kurangnya laki-laki simbion fungsional yang memungkinkan mereka untuk mencerna kayu yang membusuk log di mana pakan spesies.
Spesies dewasa sangat langka dan hanya dihasilkan ketika log mengering dan penyebaran menjadi perlu. Untuk menghasilkan laki-laki, larva betina paedogenetic menghasilkan telur jantan haploid (arrhenotoky) dan kemudian memasuki tahap tidak aktif selama telur menetas menjadi larva yang kemudian mengkonsumsi tubuh ibunya - sumber makanan hanya tersedia, karena kayu tidak dapat dicerna - sebelum pupating dan muncul sebagai kumbang pria dewasa. Dengan demikian, produksi keturunan laki-laki sangat mahal dan diperkirakan telah mendorong evolusi paedogenesis pada wanita. Namun, pada dasarnya mengubah diri menjadi laki-laki, pada biaya membuang setengah genom nya, betina paedogenetic mempertahankan kemampuan untuk bentuknya menjadi seorang dewasa yang mampu penyebaran dari lingkungan larva memburuk.
2.2.            Reproduksi seksual/generative
  1. Konjugasi yaitu persatuan antara dua individu yang belum mengalami spesialisasi sex. Terjadi persatuan inti (kariogami) dan sitoplasma (plasmogami). Contohnya pada Paramaecium sp.
  2. Fusi yaitu persatuan/peleburan dua macam gamet yang belum dapat dibedakan jenisnya. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
i)        Isogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya pada Phyllum Protozoa.
ii)      Anisogami yaitu persatuan dua macam gamet yang berbeda ukuran dan bentuknya sama. Contohnya Chlamydomonas sp.
iii)    Oogami yaitu persatuan dua macam gamet yang memiliki ukuran dan bentuk yang tidak sama. Contohnya pada Hydra sp.
2.3.            Reproduksi Pada Vertebrata
1.      Class Pisces yaitu dengan ovipar dan secara fertilisasi eksternal, ovovivipar dan vivipar. Organa reproduksinya meliputi testis, vas deferens, lubang urogenitalia untuk jantan dan untuk betina adalah ovarium, oviduk dan lubang urogenitalia. Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun olehtumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam air.
Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada celah-celah batu. Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 – 40 jam.
Anak ikan yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya, yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.
2.      Class Amphibia yairu dengan fertilisasi eksternal. Organ reproduksinya meliputi testis, vasa efferentia dan kloakauntuk jantan dan untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka. Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.
Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.
Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap.
Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.
Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.
3.      Class Reptilia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksinya meliputi testis, hemipenis, vas deferens, epididimis dan kloaka. Untuk betina yaitu ovarium, oviduk dan kloaka. Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
4.      Class Aves yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi bagi yang jantan yaitu testis, vas deferens dan kloaka. Untuk yang betina meliputi ovarium kiri, oviduk, dan kloaka. Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
5.      Class Mammalia yaitu dengan fertilisasi internal. Organ reproduksi jantan meliputi penis, vas deferens, testis dan anus. Untuk yang betina meliputi ovarium, oviduk, uterus dan anus. Memiliki sistem menstruasi yang disebut dengan fase estrus serta tipe uterus yang kompleks. Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina).
Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina.
Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma.
Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.










BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
            Reproduksi hewan dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu secara Vegetatif dan Generatif. Perkembangbiakan Vegetatifterjadi tanpa peleburan Sel Kelamin Jantan dan Betina. Perkembangbiakan Vegetatif biasanya terjadi pada hewan tingkat redah atau tidak bertulang bekakang (Avertebrata). Perkembangbiakan generatif umumnya terjadi pada Hewan tingkat tinggi atau hewan betulang belakang (Vertebrata). Perkembangbiakan tersebut melibatkan alat kelamin jantan dan alat betina dan ditandai oleh adanya peristiwa pembuahan (Fertilisasi).
Reproduksi  secara generatif adalah proses perkembangbiakan yang melibatkan dua individu yang berbeda jenis kelaminnya. Hewan jantan akan menghasilkan sel kelamin jantan (sel sperma atau spermatozoa). Sedangkan hewan betina menghasilkan telur atau sel telur (ovum).
Fertilisasi adalah proses bertemunya sel sperma dan ovum. Pertemuaan dua sel kelamin yang berbeda (sperma dan ovum) akan menyatukan inti kedua sel dan terbentuklah zigot. Zigot kemudian akan membelah, menjadi 2, 4, 8, 16 dan seterusnya hingga terbentuklah morula, blastula, gastrula hingga akhirnya menjadi embrio dan individu baru setelah melakukan pembelahan sel hingga jutaan kali.


SARAN
            Dalam proses pembelajaran, sebaiknya penggunaan dari alat multimedia di dalam kelas di manfaatkan sebaik-baiknya, seperti penggunaan LCD yang tidak hanya memberikan teks-teks saja, tetapi dapat menampilkan video atau animasi agar dapat menunjang proses pembelajaran dan dapat mengoptimalkan proses transfer pengetahuan dari dosen ke mahasiswa.












DAFTAR PUSTAKA
Kadaryanto et al. 2006.20. Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.
Saktiyono. 2004.Sains : Biologi SMP 3. Jakarta: Yudhistira.
Tim IPA SMP/MTs. 2007.Ilmu Pengetahuan Alam 3. Jakarta: Galaxy Puspa Mega.
Tim Biologi SMU.1997. Biologi 2. Jakarta: Galaxy Puspa Mega.
Dikuti dari http://www.wikipedia.com/reproduksi-hewan.html pada tanggal 20 Oktober 2010.


1 komentar:

Anonim at: 3 Maret 2016 pukul 13.29 mengatakan...

aaa

Posting Komentar