Allah

468x60 ads

RAHMAT ARIES BLOG'S



Antara Manhaj Salafi dan Manhaj Haroki

Antara Manhaj Salafi dan Manhaj Haroki
Diantara perbedaan mendasar antara manhaj salafi dan manhaj Haroki adalah didalam metode berdakwah. Salafi menjadikan rujukan mereka didalam berdakwah adalah dakwah para rasul, sedangkan metode dakwah harokiyyin sangat terpengaruh dengan situasi dan kondisi.

Harokiyyun menjadikan tujuan utama dakwah mereka untuk menegakkan “KHILAFAH”. Inilah yang menjadikan mereka mengerahkan segala daya dan upaya untuk menggalang massa dalam jumlah yang besar untuk merebut kekuesaan. Upaya untuk menggalang massa ini bukanlah perkara yang mudah, karena massa yang hendak mereka kumpulkan memiliki keyakinan dan pemikiran yang beraneka ragam. Ada yang menyembah batu, ada yang menyembah pohon, ada yang menyembah kubur, ada yang mengikuti aqidah shufiyyah, Asy’Ariyyah,Mu’tzilah,jahmiyyah,dan sebagainya. Untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari massa maka mau tidak mau harus mengikuti kemauan mereka, tidak mengusik aqidah-aqidah mereka yang bathil dan jalan mereka yang sesat, yang penting para haroki ini bisa mendapatkan suara sebanyak mungkin dan dukungan sekuat mungkin dari massa.

Hasan Al Banna berkata:”Hal yang paling penting sekarang ini yang hendaknya perhatian kaum muslimin diarahkan kepadanya adalah wajibnya mempersatukan kalimat dengan sekuat tenaga.”(Majmu’atu Rosa’il hal.452).

Seorang tokoh haroki yang lain, Hasan at Turabi, mengatakan; “Hendaknya kita biarkan para penyembah kubur thowaf di kuburan-kuburan hingga kita bisa mencapai kubah parlemen!” (Majalah al-Istiqomah bulan Rabiu’ul Awwal 1408 H hal.26).

Adapun Salafiyyun maka mereka tidak memandang sedikit dan banyaknya jumlah, dan tak ada dalil yang menunjukkan atas sikap diam dari kesyirikan dengan alasan untuk mendapatkan dukungan massa. Adapu kekuasaan dan kemenangan adalah pemberian Allah bagi hamba-hamba-Nya yang bertaqwa sebagai balasan atas istiqomah mereka dalam agama-Nya, Allah I berfirman:


“Dan sungguh Telah kami tulis didalam Zabur[973] sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi Ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh.(Qs: al Anbiya’[21]: 105)
[973] yang dimaksud dengan Zabur di sini ialah seluruh Kitab yang diturunkan Allah kepada nabi-nabi-Nya. sebahagian ahli tafsir mengartikan dengan Kitab yang diturunkan kepada nabi Daud a.s. dengan demikian Adz Dzikr artinya adalah Kitab Taurat.

Dan Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

"Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (Qs: al A’rof[7]: 128).

Allah telah mengingatkan kita jangan sampai terpedaya denga jumlah massa yang banyak, Dia berfirman:



“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.”(Qs: al An’Am[6]: 116).

(1).Dikutip dari majalah al furqon edisi 6 tahun IV

1 komentar:

{ Habibi } at: 3 Desember 2015 pukul 07.31 mengatakan...

apakah kita tidak belajar dari negara suriah? akibat para ulama dan penuntut ilmu ahlussunnah yang "acuh" kepada politik, maka dengan mudah orang syiah (yg hanya 10%) menguasai pemerintahan di syria dan sekarang mereka membunuhi rakyat ahlussunnah.

Posting Komentar